Dalam metoda Huckel, besarnya integral resonansi |β| sangat
menentukan pada mekanisme pembentukan orbital molekul dari orbital atom melalui
interferensi gelombang elektron. Alasan detailnya akan didiskusikan di bawah
ini. Di sini kita akan mempelajari karakteristik intergral tumpang tindih,
karena ada hubungan persamaan (5.27) yakni β sebanding dengan integral tumpang
tindih S.
Integral tumpang tindih bergantung pada jenis orbtal atom
dan kombinasi orbital atom dan juga bergantung pada jarak antar orbital atom.
Kasus khusunya diilustrasikan di Gambar 5.6.
Pada gambar ini, untuk orbital s dan p masing-masing
digunakan orbital 1s dan 2p. Untuk menyatakan distribusi ruang masing-masing orbital,
digunakan lingkaran untuk orbital s dan pasangan elips digunakan untuk orbital
p. Tanda fungsinya diberikan dengan tanda + dan di gambar. Nilai absolut fungsi
orbital atom biasanya menurun menuju nol dengan meningkatnya jarak. Namun harus
dicatat bahwa distribusi elektron dengan tanda yang sama ada keluar dari
lingkaran dan elips.
Gambar 5.6 (a) menunjukkan kebergantungan integral tumpang
tindih pada R antara dua orbital p dengan arah paralel, yang monoton turun.
Tumpang tindih seperti antara orbital p paralel ini disebut dengan orbital π,
dan ikatan kimia yang berasal dari jenis tumpang tindih seperti ini disebut
ikatan π. Dalam tumpang tindih jenis π, sumbu yang menghubungkan atom
mengandung bidang simpul orbital atom. Dalam orbital π yang dihasilkan dari
tumpang tindih jenis π, kebolehjadian menemukan elektron di bidang simpul yang
mengandung sumbu ikatan bernilai nol. Gambar 5.6 (b), (c), (d) menunjukkan
kebergantungan integral tumpang tindih pada R yang tidak mengandung bidang
simpul di sumbu ikatan. Jenis tumpang tindih ini disebut tumpang tindih Δ, dan
ikatan kimia yang dihasilkan dari ikatan jenis ini disebut dengan ikatan Δ.
Walaupun integral tumpang tindih di jenis σ tidak harus monoton, tumpang
tindihnya akan menjadi menurun sampai nol pada jarak R yang semakin besar
seperti dalam kasus tumpang tindih jenis π. Hal ini berkaitan dengan
kecenderungan umum yang berkaitan dengan peningkatan tumpang tindih antara
orbital yang mendekat satu sama lain, interferensi gelombang elektron menjadi
lebih signifikan.
Di Gambar 5.6 (e), (f), integral tumpang tindih ditunjukkan
kombinasi orbital dengan dan tanpa bidang simpul sepanjang sumbu ikatan,
berbeda denga kasus lain. Walaupun nilai absolut fungsi orbital sama pada
pasangan titik yang simetrik terhadap bidang sepanjang sumbu ikatan, tandanya
berlawanan untuk orbital yang sama dan sama untuk orbital yang lain. Hal ini
berakibat bahwa integral tumpang tindih fungsi orbital ini selalu nol tidak
peduli jarak R, sebab kontribusi bagian atas dan bagian bawah saling
menghilangkan. Tumpang tindih jenis ini disebut tumpang tindih tanpa kecocokan
simetri. Bila tumpang tindih saling menghapus, tanpa terjadi interferensi, dan
dengan demikian tidak terbentuk ikatan.
Sebagaimana akan dibahas dengan detail di bawah ini,
pembentukan ikatan kimia diatur oleh tumpang tindih orbital. Hal ini disebut
dengan prinsip tumpang tindih, dan interaksi antara orbital disebut dengan
interksi orbital. Nilai interaksi inter orbital bergantung pada nilai |β| atau
S. Berdasarkan prinsip tumpang tindih, inetraksi orbital dilarang untuk β = 0
(S=0) dan diizinkan bila β ≠ 0 (S ≠ 0). Hubungan interaksi orbital dengan
tumpang tindih antara orbital-orbital dapat dirangkumkan sebagai berikut.
[Interaksi orbital dan tumpang
tindih antara orbital-orbital].
(1) Orbital-orbital
yang tidak memiliki kecocokan simetri (S=0) tidak akan berinteraksi satu sama lain.
(2) Orbital-orbital
dengan tumpang tindih (S ne; 0) akan berinteraksi satu sama lain.
(3) Nilai interaksi
orbital meningkat dengan meningkatnya tumpang tindih (|S|).
(4) Interaksi orbital
menjadi kecil sehingga dapat diabaikan untuk jarak yang besar (R besar) dan
menjadi besar bila tumpang tindih meningkat untuk jarak yang pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar