BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya
setiap objek yang ada di dunia, pastilah menuntut metode tertentu.
Seperti
halnya dalam memperoleh pengetahuan. Suatu ilmu, mungkin membutuhkan lebih dari
satu metode ataupun dapat diselesaikan menurut berbagai metode. Akhirnya suatu pendapat mengatakan, bahwa
suatu memiliki berbagai segi yang menuntut penggunaan berbagai metode. Untuk
memperoleh pengetahuan, maka digunakanlah metode berfikir ilmiah. Namun tidak semua pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah.
Tetapi agar ilmu berkembang dan tetap eksis dan mampu menjawab berbagai
tantangan yang dihadapi, maka digunakanlah metode ilmiah ini. Agar
lebih jelas lagi, didalam makalah ini akan dibahas mengenai metode
berfikir ilmiah.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Metode Ilmiah?
2. Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah?
3. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode ilmiah?
1. Pengertian Metode Ilmiah?
2. Kriteria-kriteria apa saja yang tercantum dalam metode ilmiah?
3. Langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam membuat metode ilmiah?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari pebulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.
Adapun tujuan dari pebulisan makalah ini memberi pengetahuan dan wawasan mengenai metode ilmiah, serta langkah-langkah pembuatan metode ilmiah kepada masyarakat awam pada umumnya dan kaum intelektual (mahasiswa) pada khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
metode ilmiah
Metode
merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis, dan terkontrol.
Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan secara
alami berdasarkan bukti fisis. Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah
suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project)
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara
untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan
seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban
dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan
fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat
atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah
adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar
dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian,
mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan
sebagainya, akan lebih mudah terjawab.
B. Sifat metode ilmiah
1. Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu).
2. Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja).
3. Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).
C.
Sikap ilmiah
1.
Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur,
artinya selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak
mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3. Tekun
Tekun
berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu
masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu
masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk mendapatkan data yang akurat.
Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang didapat juga lebih akurat.
4. Teliti
Teliti
artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam
melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan
data yang baik.
5. Objektif
Objektif
artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh
dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta
yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau
menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6. Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya
bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat.
Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
D.
Kriteria metode
ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan
dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai
kriteria sebagai berikut:
a.
Berdasarkan
Fakta
Keterangan-keterangan
yang ingin diperoleh dalam penelitian,
baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,
kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
b.
Bebas dari
Prasangka
Metode
ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan
subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang
lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari suatu
penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis,
maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun
katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.
c. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam
memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan
prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya
dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan
sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian
harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
d. Menggunakan Hipotesa
Dalam
metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan
analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh
akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam
menuntun jalan pikiran peneliti.
e. Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang
peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan
fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan
dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak
berdasarkan perasaan.
f. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam
memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk
artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton,
mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi
ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang
rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
E.
Syarat metode
ilmiah
Syarat-syarat Metode Ilmiah,
diantaranya :
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau
didukung metodik
fakta empiris.
2.
Metodik,
artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
teratur dan terkontrol.
3.
Sistematik,
artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.
4.
Universal,
artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau
beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan
memperoleh hasil yang sama.
F.
Pola pikir
dalam metode ilmiah
1.
Induktif:
Pengambilan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi kesimpulan
yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun
argumentasi dan terkait dengan empirisme.
2.
Deduktif:
Pengambilan kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat
khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir
silogismus dan terkait dengan rasionalisme.
G.
Langkah-langkah
metode ilmiah
a.
Perumusan masalah
Proses
kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal.
Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita
tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan
masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan
sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara
untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan
mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah
rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
b. Pembuatan kerangka berfikir
Pembuatan
kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar
berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan.
Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan
sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber
informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan
langsung.
c. Penarikan hipotesis
Hipotesis
merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan
hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan
oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun
hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang
diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji
hasil-hasil penelitian sebelumnya.
d.
Pengujian Hipotesis/eksperiment
Pengujian
hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan
berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang
dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan
kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e.
Penarikan kesimpulan
Penarikan
kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian
dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat
keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan
ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka
akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan
kebenarannya.
H. Kegunaan metode ilmiah
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah
akan menghasilkan penemuan-penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan
manusia antara lain :
1. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian
yang memuaskan.
2. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran
yang objektif.
3. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya
masih teka teki.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengertian
metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses
ilmiah (science project) untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis.
2.
Kritria yang
termasuk ke dalam metode ilmiah adalah :
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
1. Berdasarkan fakta
2. Bebas dari prasangka
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakan ukuran objektif
6. Menggunakan teknik kuantifikasi
3.
Langkah-langkah
dalam membuat metode ilmiah
1. Hipotesis
2. Melakukan eksperimen
3. Menyimpulkan eksperimen
1. Hipotesis
2. Melakukan eksperimen
3. Menyimpulkan eksperimen
DAFTAR PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus