PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kimia merupakan salah
satu ilmu pasti seperti ilmu sains lainnya seperti matematika, fisika, biologi,
akan tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Matematika umumnya berkutat
pada pengolahan angka-angka dengan teori serta konsep-konsep tertentu. Fisika
umumnya lebih banyak pada perhitungan dengan beberapa teori dengan konsep yang
mendukung teori tersebut. Biologi, lebih banyak adanya konsep dengan beberapa
perhitungan pada beberapa materi, sedangkan kimia itu sendiri, memiliki konsep
dan perhitungan yang berimbang. Dengan kita ketahui perbedaan antara ketiga
ilmu sains tersebut, tentunya diperlukan metode yang berbeda pula dalam
penyampaian ketiganya dalam proses pembelajaran.
karakteristik ilmu
kimia lainnya diantaranya, sebagian besar
ilmu kimia bersifat abstrak,
kita ketahui bahwa atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak
tampak, yang menuntut peserta
didik membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara
langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak
dapat melihat atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat
membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom. Berikutnya ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari
yang sebenarnya,
dimana kebanyakan objek yang ada di dunia ini merupakan campuran
zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari,
maka pelajaran kimia diawali dengan gambaran yang disederhanakan, dimana
zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam
penyederhanaannya diperlukan pemikiran atau pendekatan tertentu agar
siswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan
tersebut. Lalu, sifat ilmu kimia
berurutan dan berkembang dengan cepat, seringkali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan
urutan tertentu. Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan
selektif dalam menerima semua kemajuan tersebut. Kemudian ilmu kimia tidak hanya sekedar
memecahkan soal-soal.
Memecahkan
soal-soal yang terdiri dari angka-angka merupakan bagian yang terpenting dalam proses belajar kimia. Namun,
kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta kimia, aturan-aturan kimia,
peristilahan kimia, dan lain-lain. Dan yang terakhir, bahan atau materi yang dipelajari dalam
ilmu kimia sangat banya.
Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa dituntut untuk dapat
merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat
digunakan semaksimal mungkin.
Setelah kita mengetahui karakteristik ilmu kimia dengan ilmu
sains lainnya. Tentu kita seorang calon seorang guru, terlebih calon guru
kimia, selain kita menguasai konsep materi kimia tentunya, juga harus memiliki
kepiawaian dalam mengajarkannya kepada peserta didik nantinya. Menjadi seorang
guru kimia bukan hal yang mudah. Kita harus tahu bagaimana karakteristik ilmu
kimia agar kita dapat mengajarkannya dengan tepat sasaran dan dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan. Merealisasikan hal tersebut diperlukan
kemampuan yang mumpuni untuk mengajarkan materi kimia. Atas dasar hal di atas
muncullah berbagai macam model, metode, ataupun strategi pengajaran materi
kimia yang diyakini mampu memaksimalkan skill guru kimia dalam mengajar, di antaranya
Model
pembelajaran Inkuiri ,Discovery
,Direct Learning (Pembelajaran Langsung) ,Learning
Cycle ,Project Based
Learning, Problem Posing , Problem Based Learning, Problem
Solving , Peta Konsep, diagram Vee, Reciprocal Teaching, konflik kognitif,
Jigsaw, STAD, dan lain-lain. Namun kali ini kami akan membahas mengenai model
pembelajaran Reciprocal teaching dan Strategi pembelajaran konflik kognitif,
karena dirasa memiliki kelebihan yang membuat keduanya lebih mampu dalam
mengefektifkan kemampuan guru kimia dalam proses pembelajaran di kelas.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud reciprocal teaching dan
konflik kognitif?.
2. Bagaimanakah
karakteristik dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi
pembelajaran konflik kognitif?.
3. Bagaimana
penerapan dari model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif?.
4. Apa
yang menjadi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal teaching
dan strategi pembelajaran konflik kognitif?.
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dari reciprocal
teaching dan konflik kognitif.
2. Untuk
memahami model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran
konflik kognitif.
3. Untuk
Mengetahui implementasi dari model pembelajaran reciprocal teaching dan
strategi pembelajaran konflik kognitif.
4. Untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan model pembelajaran reciprocal
teaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif.
D.
Manfaat
Dengan adanya makalah
ini, penulis mengharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan, tentang
model pembelajaran reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik
kognitif, dan khususnya bagi semua guru-guru , terlebih mereka para guru kimia,
agar dapat mengaplikasikan apa yang ada dalam makalah ini dalam kegiatan
belajar-mengajar yang nyata dalam kelas ,dapat memaksimalkan proses
belajar-mengajar dan mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran kimia.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Reciprocal teaching dan
konflik kognitif
Sebelum kita mengenal
lebih jauh tentang apa itu reciprocal teaching dan konflik kognitif, kita harus
mengetahui istilah-istilah yang terdapat dalam dunia belajar mengajar karena
keduanya merupakan bagian dari pada dunia belajar mengajar itu. Tentu sebagian
dari kita sering mendengar apa itu, model pembelajaran, metode pembelajaran,
strategi pembelajaran, teknik pembelajaran, ataupun taktik pembelajaran. Kelima
hal tersebut sangatlah berkaitan, dan merupakan faktor penting dalam
menciptakan proses pembelajaran di kelas yang optimal. Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
pembelajaran yang sebelumnya telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.Berikutnya, Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan suatu metode pembelajaran
secara spesifik. Dan yang terakhir adalah taktik pembelajaran merupakan gaya
seorang guru dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual.
Dari uraian diatas tentu sekarang kita
sudah lebih mengerti tentang apa itu, metode, model, strategi, teknik, serta
taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut tidak dipungkiri lagi, merupakan
faktor-faktor penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan
efisien. Sementara itu, letak reciprocal teaching dan konflik kognitif tidaklah
sama. Reciprocal teaching termasuk dalam model pembelajaran sedangkan konflik
kognitif termasuk dalam strategi pembelajaran.
1.
Model pembelajaran reciprocal teaching
Reciprocal
teaching merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap suatu tema belajar, dalam pembelajaran ini guru serta murid
memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model
pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction),
meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan
menjelaskan (clarifing).Model
pembelajaran reciprocal teaching pertama kali dikembangkan oleh Anne Marrie
Polinscar dan Anne Brown. Polinscar menyatakan:
“Reciprocal Teaching refers to an instructional activity
that takes place in the form of a dialogue between teachers and student
regarding segment of text. The dialogue is structured by use of four
stretegies: Summarizing, question generating, clrarifying and predicting … “,
(Ain Zaelan, 2005: 16)
Yang
berarti , “Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran
yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai
bagian dari suatu teks. Aktivitas dialog tersebut disusun dengan empat strategi
yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan
memprediksi ...”.
Sementara itu, Arend menyatakan Reciprocal Teaching adalah
prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada
siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa memahami bacaan dengan
baik (Ain Zaelan, 2005: 13).Arends pun berbicara tentang keefektivan Reciprocal
Teaching dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri
adalah siswa yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan
pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau
mendengarkan penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi untuk memantau
keberhasilan belajarnya sendiri.
2.
Strategi pembelajaran konflik kognitif
Strategi pembelajaran
konflik kognitif merupakan strategi pembelajaran yang
berdasarkan masalah, dimana pada masalah yang
dikemukakan terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa. Dalam
situasi ini terjadi konflik antara pengetahuan
yang dimiliki siswa dengan situasi yang
sengaja disediakan.
B.
Karakteristik Model pembelajaran
Reciprocal teaching dan Strategi pembelajaran Konflik kognitif.
1.
Karakteristik Model pembelajaran
Reciprocal teaching
Model Reciprocal
Teaching mempunyai tiga karakteristik yaitu :
a. Dialog antara siswa dan guru, dimana
masing-masing mendapat kesempatan dalam memimpin diskusi.
b. Reciprocal artinya suatu interaksi
dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain.
c. Dialog yang terstruktur dengan
menggunakan 4 strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi
(menjelaskan) dan memprediksi.
2.
Karakteristik Strategi pembelajaran
Konflik kognitif.
Untuk mengetahui apa
yang menjadi karakteristik dari strategi pembelajaran konflik kognitif, kita
dapat mencoba memahaminya dengan menerjemahkan kedua kata tersebut, kata
konflik dan kata kognitif. Konflik tentu kita sudah tahu bahwa memiliki arti
masalh, atau permasalahan. Sedangkan kognitif adalah sesuatu yang berdasar pada
pengetahuan factual yang empiris. Jadi karakteristik dari strategi pembelajaran
ini terjadinya konflik antara pengetahuan yang
dimiliki siswa dengan situasi yang sengaja
disediakan sewaktu proses belajar mengajar.
C.
Implementasi model pembelajaran
reciprocal teaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif.
Model pembelajaran
reciprocal t1eaching dan strategi pembelajaran konflik kognitif dapat di
implementasikan
dalam sebuah proses belajar mengajar kimia dikelas. Hal itu dapat
direalisasikan karena model, dan
strategi pembelajaran merupakan sesuatu yang berbeda dan saling melengkapi
antara keduanya. Untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran reciprocal
teaching dan strategi konflik kognitif, sudah tentu kita harus mengetahui
karakteristik dari keduanya. Kita dapat memulainya dengan menghadirkan masalah
di kelas dan mendiskusikan antara guru dengan murid. Pemimpin dari diskusi itu,
tidak harus guru mata pelajaran kimia, akan tetapi murid juga diberi kesempatan
untuk memimpin diskusi. Dalam diskusi tersebut terjadi interaksi satu sama lain
dimana terjadi komunikasi bolak-balik serta respon yang berkepanjangan antara
murid dengan murid serta guru dengan murid. Diskusi yang dilakukan secara
terstruktur menggunakan 4 strategi yaitu yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi. Model pembelajaran ini mengutamakan peran aktif murid sebagai peserta didik dalam pembelajaran untuk membangun proses berfikir sehingga dapat lebih kreatif. Pengimplementasian konsep belajar ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme. Menurut Supomo (Nuryani, 2003: 22) dalam http://agungprudent. Wordpress. com/2009/06/05/ prinsip konstruktivisme adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan
pengalaman belajar siswa dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.
2.
Menyediakan
berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang
sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3.
Mengintegrasikan
pembelajaran dengan situasi yang realistik dan relevan dengan melibatkan
pengalaman konkret misalnya untuk memahami suatu konsep tujuan instruksional
khusus melalui kegiatan kehidupan sehari-hari.
4.
Mengintegrasikan
suatu pembelajaran–pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dan
kerjasama seseorang dengan orang lain atau seseorang dengan lingkungannya,
misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, interaksi dan kerjasama antara
guru dan siswa.
5.
Memanfaatkan
berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran
menjadi lebih efektif. Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga
tujuan instruksional khusus dapat menjadi menarik dan siswa rajin belajar.
Dengan adanya teori belajar
konstruktivisme ini, akan lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif
dalam pembelajaran kimia di kelas, sehingga proses belajar-mengajar dapat lebih
oktimal.
D.
Kelebihan dan kekurangan model
reciprocal teaching dan strategi konflik kognitif dalam proses pembelajaran.
1.
Kelebihan dan kekurangan model
pembelajaran reciprocal teaching
Kelebihan
model ini diantaranya melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga
peserta didik dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan, melatih peserta didik
untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain, dengan
demikian penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih kepercayaan
diri peserta didik tampil di depan umum, dan, mempertinggi kemampuan peserta
didik dalam memecahkan masalah. Kelemahan model reciprocal teaching menuntut
peserta didik untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini
menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil
atau menunjukkan kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi
peserta didik yang aktif hanyalah orang-orang itu saja.
2.
Kelebihan dan kekurangan strategi
pembelajaran konflik kognitif dalam proses pembelajaran
Kelebihan
strategi ini diantaranya yaitu, dapat membuat siswa berpikir kritis atas
masalah yang diterimanya, selain itu mereka juga akan terlatih untuk menjadi
seorang yang kreatif dalam menemukan pemecahan masalah yang diterimanya, serta
mampu untuk mengidentifikasi perbedaan pengetahuan yang siswa miliki dengan
situasi yang sengaja disediakan oleh guru. Namun, kita ketahui bahwa tidak ada
yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan strategi pembelajaran konflik
kognitif ini, dimana tidak sedikit peserta didik yang diam dan pasif karena
merasa tidak mampu, malu, atau pun bosan mengikuti pembelajaran sesuai dengan
strategi pembelajaran ini.
SIMPULAN
DAN SARAN
A.
Simpulan
Model pembelajaran
reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap suatu tema belajar, model pembelajaran ini terdiri dari empat
aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing),
membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing).
Model pembelajaran ini akan menumbuhkan sikap kreatif, kritis, serta percaya
diri bagi siswa. Namun manfaat itu tidak serta merta berpengaruh terhadap
seluruh siswa, akan tetapi umumnya hanya siswa tertentu saja. Sementara itu,
strategi pembelajaran konflik kognitif merupakan strategi pembelajaran berdasarkan
masalah, dimana pada masalah yang dikemukakan
terdapat fakta, keadaan, situasi yang
mempertentangkan struktur kognisi siswa.Strategi ini
diharapkan mampu untuk meningkatkan, kekreatifan siswa dan pemikiran kritis
yang mereka miliki. Diskusi
kelas dengan sebelumnya membaca materi untuk memahaminya merupakan salah satu
contoh dari penerapan kedua model dan strategi pembelajaran tersebut.
B.
Saran
Makalah ini merupakan
salah satu bentuk dari penguraian suatu model dan strategi pembelajaran. Model
dan strategi pembelajaran ini diharapkan mampu untuk memberikan sesuatu yang
baru kepada guru untuk menciptakan suasana belajar kimia yang efektif dan
efisien. Dan seharusnyalah dengan guru dapat memanfaatkan apa yang disampaikan
dalam makalah ini, demi proses belajar mengajar yang baik, untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
DAFTAR
REFERENSI
Mulyani, Arifin.2005. Kimia - Studi Dan
Pengajaran, Malang: UM Press.
Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rusmansyah, Irhasyuarna, Y.2002. Karakteristik
Ilmu Kimia. (http://education-inscience.blogspot.com/2010/07/karakteristik-ilmu-kimia.html, diakses tanggal 9 Desember 2013).
Siswanto, Fajar. 2013.Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching. (http://eduadventure.blogspot.com/2013/01/model-pembelajaran-reciprocal-teaching.html, diakses tanggal 9 Desember 2013).
Suyanti, Retno Dwi.2010.Strategi Pembelajaran Kimia Edisi Pertama, Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar