Ketika
mendengar pelajaran kimia, maka kita umumnya akan memikirkan sesuatu materi yang
rumit, serta pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal itu lumrah terjadi
dikarenakan kesulitan yang dihadapi ketika kita mempelajari pelajaran kimia
ini. Perlu diketahui ilmu kimia
adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan serta
energi yang menyertai perubahan suatu materi. Materi sendiri adalah
sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai
massa. Jelas bahwa hampir semua benda di alam dibahas dalam ilmu kimia karena
pada dasarnya setiap benda menempati ruang dan mempunyai massa. Artinya setiap
benda merupakan materi. Dari uraian diatas, dapat kita pahami, alasan mengapa
pelajaran kimia cukup sulit untuk dipelajari,dimana kita harus bisa memadukan
keahlian kita untuk menghitung secara tepat dengan pengetahuan kita tentang
dunia kimia yang luas.
Masalah diatas, bukan menjadi
satu-satunya masalah yang dihadapi untuk mempelajari pelajaran kimia, dan untuk
nenciptakan para ahli kimia yang handal. Selain masalah di atas, seorang yang
dapat mempelajari materi kimia memiliki kesulitan lain untuk mengajarkan
pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain. Hal itu dialami oleh saya
sendiri sebagai penulis, sebagai mahasiswa FKIP pendidikan kimia saya diharapkan
mampu untuk memahami materi-materi kimia yang cukup sulit dan mampu mengajarkan
kepada orang lain. Khususnya kepada anak didik saya nantinya. Saya pahami,
tidak cukup bagi saya untuk sekedar dapat memahami dan menguasai seluruh
materi-materi kimia, akan tetapi tidak memiliki keahlian menjadi seorang guru
kimia, yaitu seorang yang selain dapat menguasai materi kimia juga memiliki
kemampuan untuk mengajarkannya kepada murid-muridnya, dan untuk mengatasi hal
itu saya harus menemukan metode yang efektif untuk proses pembelajaran materi
kimia.
Faktanya, masih banyak permasalah
yang harus dihadapi untuk kita menjadi seorang guru kimia, dan dapat saya lihat
salah satu contohnya ketika saya SMA. Sewaktu saya duduk di bangku SMA, yang
menjadi guru kimia saya merupakan seorang sarjana pendidikan matematika. Memang
materi kimia dan matematika tidak jauh berbeda, dan sama-sama dituntut untuk
mempunyai ketelitian tinggi dalam menghitung. Namun tetap saja, seorang guru
matematika akan kesulitan untuk mengajarkan materi kimia kepada anak didiknya.
Hal itu terlihat ketika saya dan teman-teman kesulitan dalam memahami apa
diajarkan guru kami tersebut. Hal itu ditambah dengan kecenderungan bahwa
pelajaran kimia itu sangat membosankan, karena hanya menghitung dan menghitung
saja. Sehingga pada akhirnya saya sendiri merasa malas untuk belajar kimia.
Untuk mengatasi masalah-masalah
diatas, kepada semua calon-calon guru kimia, kita harus dapat menghadirkan
metode-metode baru yang dapt kita gunakan untuk mengajarkan pelajaran kimia. Saat
ini telah ditemukan sebuah metode pembelajaran kimia yang terbaru yang lebih
efektif dalam pembelajaran kimia. Metode tersebut bernama metode pembelajaran “Acting”.
Metode
pembelajaran “Acting” bertujuan untuk mengarahkan siswa dalam penguasaan materi
kimia; belajar mengaplikasikan, bekerja sama dalam team, belajar memecahkan
masalah; belajar mandiri bertanggung jawab untuk mencapai tujuan, dan belajar
memahami dan menghargai orang lain. Karakteristik siswa yang beragam, gaya
belajar yang berbeda-beda mengharuskan guru membuat pembelajaran menjadi mudah
dan menarik dengan menggunakan konteks kehidupan nyata mereka. Sehingga mereka
para peserta didik tidak lagi menganggap “Chemistry
is difficult” but “Chemistry is easy.”
Metode pembelajaran
“Acting” secara spesifik dirancang untuk meningkatkan
keaktifan belajar kimia para siswa. Metode ini sangat efektif dan efisien
diterapkan dalam pembelajaran dengan cara menyikapi gaya belajar (learning style) siswa yang berbeda-beda
(ada siswa yang senang membaca, berdiskusi, dan praktik langsung), melatih
siswa menumbuh kembangkan daya kreatifitasnya untuk menghubungkan informasi
yang baru diterima dengan informasi yang telah dimiliki. Metode pembelajaran
ini sangat menyenangkan karena pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam
kelas atau laboratorium tetapi juga praktik lapangan, dimana siswa
bereksplorasi belajar langsung pada nara sumber atau tenaga ahli sesuai dengan
materi pokok yang dipelajari.
Pembelajaran aktif “Acting”
merupakan suatu proses pembelajaran yang menantang siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan
tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa
melalui kegiatan bereksperimen, berpikir secara intuitif atau bereksplorasi. Pembelajaran
aktif “Acting” strategi pembelajaran yang paling baik adalah yang melibatkan
siswa berlaku aktif dalam praktik. Sebab, dengan praktik, siswa telah memahami
apa yang menjadi tujuan pembelajaran.
Dalam metode pembelajaran ini , dikenal beberapa metode, media, dan alat peraga yang telah saya lakukan dalam menerapkan pembelajaran “Acting” di kelas, seperti Chill Book, yaitu sebuah buku kecil yang berisi rangkuman catatan-catatan penjelasan materi di kelas sehingga dapat mendorong siswa memetakan catatan-catatannya. Dengan demikian, siswa merasa bertanggung jawab terhadap belajar mereka. Berikutnya yaitu Mind Map, dimana Kegiatan ini merupakan salah satu cara belajar aktif siswa secara individual dan membantu meningkatkan daya ingat peserta didik dalam belajar. Kegiatan dilakukan dengan memberi penugasan pada siswa untuk setiap materi pokok baru yang akan dipelajari. Siswa dapat belajar semakin efektif dan efisien, karena belajar berpikir reduktif, dengan merangkum informasi yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram atau gambar yang mencakup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari.
Metode lainnya yaitu, Puisi, Lagu, dan Teka-Teki. Pembelajaran ini dibuat hanya sebagai selingan, menciptakan suasana yang tidak tegang dengan mengedepankan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Siswa diminta untuk membuat konsep kimia melalui puisi, nyanyian, maupun permainan teka-teki. Lalu memanfaatkan lingkungan alam sekitar. Pembelajaran ini mengembangkan kepekaan terhadap fenomena yang terdapat disekitar, dengan memanfaatkan bahan alam yang ada sebagai media pembelajaran. Hal ini memberikan inspirasi untuk mereka bahwa lingkungan sekitar sebenarnya merupakan sarana untuk belajar dan untuk menunjukkan fenomena-fenomena kimiawi seperti yang tertulis dalam materi pelajaran kimia yang diajarkan di kelas. Dan yang terakhir adalah Study Lapangan. Pembelajaran ini untuk mengembangkan kemandirian siswa dimana mereka bereksplorasi belajar langsung pada narasumber atau
tenaga ahli. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, kemudian mencari sendiri nara sumber atau tenaga ahli yang secara
khusus seperti sekelompok siswa yang langsung bertanya kepada mahasiswa kimia
mengenai materi-materi kimia.
Dalam metode pembelajaran ini , dikenal beberapa metode, media, dan alat peraga yang telah saya lakukan dalam menerapkan pembelajaran “Acting” di kelas, seperti Chill Book, yaitu sebuah buku kecil yang berisi rangkuman catatan-catatan penjelasan materi di kelas sehingga dapat mendorong siswa memetakan catatan-catatannya. Dengan demikian, siswa merasa bertanggung jawab terhadap belajar mereka. Berikutnya yaitu Mind Map, dimana Kegiatan ini merupakan salah satu cara belajar aktif siswa secara individual dan membantu meningkatkan daya ingat peserta didik dalam belajar. Kegiatan dilakukan dengan memberi penugasan pada siswa untuk setiap materi pokok baru yang akan dipelajari. Siswa dapat belajar semakin efektif dan efisien, karena belajar berpikir reduktif, dengan merangkum informasi yang banyak ke dalam konsep-konsep utama yang saling berhubungan ke dalam sebuah diagram atau gambar yang mencakup keseluruhan konsep-konsep yang dipelajari.
Metode lainnya yaitu, Puisi, Lagu, dan Teka-Teki. Pembelajaran ini dibuat hanya sebagai selingan, menciptakan suasana yang tidak tegang dengan mengedepankan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Siswa diminta untuk membuat konsep kimia melalui puisi, nyanyian, maupun permainan teka-teki. Lalu memanfaatkan lingkungan alam sekitar. Pembelajaran ini mengembangkan kepekaan terhadap fenomena yang terdapat disekitar, dengan memanfaatkan bahan alam yang ada sebagai media pembelajaran. Hal ini memberikan inspirasi untuk mereka bahwa lingkungan sekitar sebenarnya merupakan sarana untuk belajar dan untuk menunjukkan fenomena-fenomena kimiawi seperti yang tertulis dalam materi pelajaran kimia yang diajarkan di kelas. Dan yang terakhir adalah Study Lapangan. Pembelajaran ini untuk mengembangkan kemandirian siswa dimana mereka bereksplorasi belajar langsung pada narasumber atau
Metode “Acting” ini, yang memiliki
banyak kelebihan dengan media dan alat peraganya, dapat menjadi terobosan baru dalam proses
pembelajaran kimia. Sehingga murid dapat menjadi lebih semangat dalam belajar
kimia terlebih dapat menjadi solusi jitu dalam menanggulangi masalah-masalah
yang dihadapi dalam proses pembelajaran kimia, sehingga dapat menciptakan
ahli-ahli kimia selain dapat menguasai materi-materi kimia, juga dapat
mengajarkan materi tersebut kepada murid-muridnya kelak.
Daftar Pustaka
http://mebermutu.org/media.php?module=detailknowledge&id=189
Tidak ada komentar:
Posting Komentar