Tahukah kamu, mengapa di siang hari yang panas aspal
jalan raya dapat retak? Sambungan rel kereta api harus dibuat renggang?
Besi-besi penghubung pada jembatanpun harus dibuat renggang? Hal itu sangat
berkaitan dengan sifat pemuaian dan penyusutan zat. Peristiwa pemuaian dan penyusutan
terjadi pada zat padat, zat cair, dan gas. Untuk itu pada subbab ini kamu akan
mempelajari tentang sifat pemuaian dan penyusutan yang terjadi pada ketiga
macam zat tersebut dan juga bagaimana penerapan sifat pemuaian itu pada zat
-zat tersebut.
A.
Pemuaian
Zat Padat
Pada umumnya benda atau zat padat akan memuai atau mengembang
bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Pemuaian dan penyusutan itu
terjadi pada semua bagian benda, yaitu panjang, lebar, dan tebal benda tersebut.
Bila benda padat (misalnya logam) dipanaskan maka suhunya akan naik. Pada suhu
yang tinggi atom-atom dan molekul-molekul penyusun logam tersebut akan bergetar
lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan logam tersebut akan memuai ke
segala arah. Pemuaian ini menyebabkan volume logam bertambah besar dan kerapatannya
menjadi berkurang.
Dalam menjalankan tugasnya, para ahli konstruksi dan disain
bangunan, jembatan, dan jalan raya harus memperhatikan sifat pemuaian dan
penyusutan bahan karena perubahan suhu.
Jembatan umumnya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan
satu dengan lainnya. Untuk itu agar sambungan besi baja tidak melengkung,
karena memuai akibat terik panas matahari atau menyusut di malam hari, maka
sambungan-sambungan besi baja tidak boleh dipasang saling rapat satu dengan
lainnya. Harus ada rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan itu.
Seperti halnya sambungan logam pada jembatan, besi-besi
rel kereta api harus dipasang saling berongga untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kereta api yang disebabkanrel kereta api melengkung. Karena
sambungan rel kereta api berongga, maka suara berisik roda kereta api ketika
melewati rel akan terdengar lebih keras di waktu malam hari dibandingkan siang
hari.
B.
Pemuaian
Zat Cair
Pada zat cair hanya
dikenal ukuran volume, karena itu pada zat cair hanya dikenal muai volume. Makin tinggi kenaikan
suhu, makin besar penambahan volume zat cair. Pemuaian zat cair yang satu
dengan yang lain umumnya berbeda, meskipun volume zat cair mula-mula sama.
Untuk seluruh zat cair pemuaian makin besar jika kenaikan suhu bertambah besar.
Pemuaian zat cair dapat
dimanfaatkan dalam penggunaan termometer zat cair, biasanya zat cair yang
digunakan adalah raksa atau alkohol. Sifat naik atau turunnya zat cair dalam
pipa kapiler sebagai akibat pemuaian zat cair inilah yang digunakan untuk
mengukur suhu. Permukaan zat cair naik sepanjang pipa kapiler dan berhenti pada
posisi tertentu yang sesuai dengan suhu benda. Suhu yang terukur dinyatakan
oleh skala yang berimpit dengan permukaan zat cair pada pipa kapiler tersebut.
Pemuaian yang terjadi
pada zat cair adalah muai volume. Air yang keluar dari bejana merupakan
indikasi perbedaan pemuaian yang berbeda antara zat padat dan zat cair. Air
yang tertumpah dari bejana menandakan pemuaian zat cair yang lebih besar dari
muai zat padat, dalam hal ini adalah bejananya.
Anomali Air
Hampir semua zat akan
memuai jika dipanaskan dan menyusut jika didinginkan. Tetapi, air memiliki
sedikit pengecualian. Jika suhu diturunkan, memang volume air akan makin kecil
seperli lainnya. Namun pada suatu ketika volume air justru membesar meskipun
suhunya tetap diturunkan. Jadi ada suhu dimana air memiliki volume paling
kecil. Jika pada suhu tersebut air dipanaskan, volumenya akan bertambah besar,
jika pada suhu tersebut air didinginkan, volumenya akan membesar.Sifat air yang
demikian disebut anomali air. Pada tekanan 1 atm, volume terkecil yang dimiliki
air pada suhu 4°C . Dengan demikian, volume es lebih besar daripada volume air
pada suhu 4°C . Karena volumenya paling kecil maka, massa jenis yang terbesar
terjadi saat suhu 4°C.
C. Pemuaian Zat Gas
Mungkin
kamu pernah menyaksikan mobil atau motor yang sedang melaju di jalan tiba-tiba
bannya meletus? Ban
mobil tersebut meletus karena terjadi pemuaian udara atau gas di dalam ban.
Pemuaian tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu udara di ban mobil akibat
gesekan roda dengan aspal.
Pemuaian
gas dibedakan tiga macam, yaitu:
1.
Pemuaian
gas pada suhu tetap (isotermal)
2.
Pemuaian
gas pada tekanan tetap (isobar)
3.
Pemuaian
gas pada volume tetap (isokhorik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar