Minggu, 08 Juli 2018

Latar Belakang Pengaruh NHT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Khulafaur Rasyidin


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
       Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah-sekolah diharapkan dapat menjadi suatu wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan metode ilmiah. Dalam implementasinya perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam implementasi suatu kurikulum adalah adanya kemampuan pengajar dalam mengembangkan dan menerapkan suatu model pembelajaran (BSNP, 2006).
       Pendidikan kimia sebagai bagian dari integral dari sistem pendidikan nasional mulai diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu (BSNP, 2006). Peranan kimia yang penting dari aspek penalaran maupun pada aspek penerapannya, sehingga pelajaran kimia sudah dikenalkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Selain itu kimia juga merupakan pengetahuan dasar yang sangat dibutuhkan untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan lainnya, seperti fisika, geologi dan biologi.
       Peranan  guru sangat menunjang keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah, selain bertanggung jawab, mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif untuk mendorong siswa dalam melaksanakan kegiatan  di atas,  guru  juga  berperan  dalam  meningkatkan  kualitas  pendidikan. Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran yang mana, hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa dan kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran. Berbagai model pembelajaran dan media yang sesuai akan menjadikan suatu variasi dalam proses kegiatan belajar mengajar, sehingga tercapai tujuan pengajaran secara maksimal.
       Hasil observasi tanggal 3 Agustus 2016, pada proses belajar mengajar kimia di MTs Khulafaur Rasyidin dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 : Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar IPA di kelas VIIIC dan VIIID  pada materi Gaya dan Gerak Tahun Ajaran 2016/2017
Observasi kelas VIIIC  pada tanggal 3 Agustus 2016
Observasi kelas VIIID  pada tanggal 3 Agustus 2016
1. Guru mengucapkan salam.
1. Guru mengucapkan salam.
2. Guru mengabsen siswa.
2. Guru mengabsen siswa.
3. Guru tidak memberikan apersepsi.
3. Guru tidak memberikan apersepsi.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah.
5. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah.
6. Guru mencatat soal di papan tulis.
6. Guru mencatat soal di papan tulis.
7. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan jumlah siswa disetiap kelompoknya yaitu 3 orang.
7. Guru meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangku.
8. Guru menugaskan siswa menerjakan soal dengan berdiskusi dengan teman kelompoknya.
8. Guru meminta siswa mengerjakan soal di papan tulis.
9. Banyak siswa yang mengandalkan temannya untuk mengerjakan soal.
9. Banyak siswa yang mengandalkan temannya untuk mengerjakan soal.
10. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, tetapi hanya 5 siswa yang bertanya.
10. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa, tetapi tidak siswa yang bertanya.
11. Guru tidak memberikan batasan waktu untuk berdiskusi.
11. Guru tidak memberikan batasan waktu untuk berdiskusi.
12. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal di depan kelas.
Sambungan Tabel
12. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal di depan kelas.
13. Beberapa siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing.
Tabel Bersambung
 
13. Sebagian siswa sibuk dengan aktivitas masing-masing.
14. Waktu habis sebelum semua soal selesai dibahas.
14. Waktu habis sebelum semua soal selesai dibahas.
15. Guru tidak memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran.
15. Guru tidak memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran.

Tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik karena guru lebih banyak ceramah dan mendominasi dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang demikian akan mengakibatkan kesulitan siswa dalam belajar. Menurut Trianto (2009) yang mengatakan bahwa dominannya proses pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru mengakibatkan kurangnya motivasi belajar dan rendahnya hasil belajar siswa. Pembelajaran seperti ini membuat siswa kurang bertanggung jawab dan cenderung mengandalkan orang lain karena beberapa siswa maju dengan menggunakan catatan teman sebangku atau kelompoknya. Proses belajar mengajar cenderung membosankan, hal ini dikarenakan guru tidak membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari soal yang diberikan sehingga aktivitas siswa masih tergolong rendah. Rendahnya aktivitas siswa di kelas akan berakibat pada hasil belajar siswa yang tidak maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Susanti (2013) mengungkapkan bahwa aktivitas belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar.
       Salah satu pokok bahasan pada materi yang sulit dipahami siswa MTs Khulafaur Rasyidin adalah zat aditif dan zat adiktif karena terdapat konsep-konsep yang sulit dipahami, hal ini terbukti dari hasil ulangan pada pokok bahasan zat aditif dan zat adiktif pada tahun ajaran 2015-2016 kelas VIII pada 2 kelas yaitu kelas VIIIC dan VIIID. Hasil ulangan harian tersebut terdapat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Persentase Ketuntasan Hasil belajar siswa MTs Khulafaur Rasyidin Materi

Zat aditif dan Zat Adiktif (KKM 75) pada Tahun Ajaran 2015/2016

Siswa
Jumlah
Siswa
Tuntas
Tidak
Tuntas
Persentase (%)
Tuntas
Tidak Tuntas
VIIIC
24
9
15
37,5
62,5
VIIID
24
8
16
33,33
66,67

Rata-rata


35,41
64,59

Sumber: Dokumen MTs Khulafaur Rasyidin

Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa penguasaan siswa pada pokok bahasan zat aditif dan zat adiktif masih rendah.
      Hasil wawancara pada tanggal 3 Agustus 2016 dengan 5 orang siswa, diperoleh informasi bahwa guru monoton dalam menyampaikan materi zat aditif dan adiktif, guru hanya menuliskan soal di papan tulis kemudian siswa diperintahkan untuk mengerjakan dengan berdiskusi dengan teman sebangku kemudian maju mengisi soal dengan membawa buku tanpa diberikan penjelasan kembali dari jawaban yang telah dituliskan siswa di depan kelas. Selain itu, pada materi zat aditif dan zat adiktif siswa mengaku kesulitan memahami materi tersebut.
       Sejalan dengan persoalan di atas dalam proses pembelajaran IPA seharusnya menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan dapat memotivasi siswa ke arah belajar yang lebih baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan pembelajaran koperatif Number Head Together (NHT). Pembelajaran kooperatif tipe ini menitikberatkan pada keaktifan siswa dan memerlukan interaksi sosial yang baik antara semua kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat sehingga semua anggota kelompok bertanggung jawab terhadap jawaban yang disepakati. Selain itu, pembelajaran tipe NHT juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama siswa (Anita, 2004).
       Model pembelajaran koperatif tipe NHT merupakan model belajar yang menuntut keaktifan siswa dalam kelompok dan memungkinkan siswa saling membantu dalam memahami konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai masukan yang bertujuan untuk mendapatkan pembelajaran yang lebih optimal. Dalam kegiatan belajar mengajar IPA, pembelajaran koperatif tipe NHT merupakan salah satu model  pembelajaran koperatif yang efektif diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu, model pembelajaran NHT sangat menguntungkan siswa sebab siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang memiliki kemampuan rendah, sedang maupun tinggi sehingga siswa yang kurang pintar nantinya dapat menjadi aktif karena dibantu oleh anggota kelompoknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2010) yang menyatakan bahwa dengan bentuk pembelajaran kelompok maka proses pembelajaran lebih menarik sebab seluruh siswa terlihat aktif dalam mengerjakan tugas-tugasnya masing-masing sesuai dengan kecakapannya, sehingga dengan penerapan model pembelajaran NHT di kelas, diharapkan tidak ditemukan lagi siswa yang kurang motivasi belajarnya dan kurang bertanggungjawab seperti yang tampak pada Tabel 1.
       Menurut Djamarah (2010), metode ceramah yang digunakan guru di kelas (Tabel 1) memiliki kelemahan;  mudah menjadi verbalisme (pengertian kata – kata), yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya, bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan, guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali, dan menyebabkan siswa menjadi pasif. Penuturan di atas menunjukkan bahwa metode ceramah menjadi penyebab rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Selain itu berdasarkan penelitian Rindang Arunti (2013), yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika pada siswa kelas V MIN Ponjong” diketahui bahwa rendah hasil belajar siswa disebabkan oleh minat belajar siswa yang rendah  yaitu sebesar 39,91 %. Berdasarkan angket yang digunakan dalam penelitian, didapatkan informasi bahwa minat belajar siswa rendah disebabkan guru masih sering menggunakan metode ceramah selama pembelajaran di kelas.
       Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).  Adapun beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang memiliki hasil belajar dan aktivitas rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren (Ibrahim, 2000), antara lain adalah; rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi. Kelebihan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sebagaimana dijelaskan oleh Hill (Tryana, 2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diantaranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pemahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan  sikap  positif  siswa, mengembangkan  sikap  kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
       Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar siswa, di antaranya;  penelitian Siti Syamsiah (2010) dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII SMP N 1 Rasau Jaya dalam pokok bahasa partikel-partikel materi” dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 40,32 %, penelitian Silawaty (2010) berupa penerapan pembelajaran kooperatif teknik NHT pada materi ikatan kimia siswa kelas X SMA Kemala Bhayangkari 1 Kubu Raya sebesar 62,86% dan penelitian Sri Wulandari (2014), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia kelas X SMAN 8 Kota Bengkulu” memberikan peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
       Berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan, hasil observasi, dan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA dan siswa kelas VIII MTs Khulafaur Rasyidin serta beberapa rujukan hasil penelitian di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Number Head Togerher) terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs Khulafaur Rasyidin Pada Materi zat aditif dan zat adiktif”. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif solusi terhadap permasalahan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pokok materi zat aditif dan zat adiktif.

1 komentar:

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    Well over 160000 men and women are trying a simple and secret "liquid hack" to lose 1-2 lbs each and every night while they sleep.

    It's very easy and works every time.

    This is how you can do it yourself:

    1) Get a glass and fill it half the way

    2) And then follow this weight loss hack

    and you'll become 1-2 lbs skinnier in the morning!

    BalasHapus

My Blog List